DaisypathAnniversary Years Ticker
Lilypie 6th to 18th PicLilypie 6th to 18th Ticker
Lilypie 3rd Birthday PicLilypie 3rd Birthday Ticker

Selasa, Februari 24

Flash back (hari jadi abang..!)




malam itu -ibu ingat- ibu diwajibkan berpuasa karena besoknya ibu akan menjalani operasi cesar. Ada abah yang menemani ibu didalam kamar paviliun RS yang bersebelahan persis dengan ruang emergency. Berbagai perasaan berkecamuk dalam dada ibu. Ada senang, kadang cemas, tapi selebihnya ibu merasa takut. Takut operasi tersebut tidak berjalan sesuai rencana, takut menerima kenyataan bahwa bayi yang akan dikeluarkan melalui lubang diperut tidak sesuai keinginan.. takut sesuatu yang tidak ibu ketahui akhir cerita selanjutnya..


Seolah mengerti, abah terus berdiri disamping ibu, memegang tangan ibu, dan bercerita banyak tentang hal-hal yang lucu, tentang "si kucik-kucik" -panggilan sayang pada calon bayi dalam perut ibu-, tentang kumpulan nama yang sudah ibu dan abah persiapkan jauh-jauh hari, rencana kedepannya, dan banyak lagi...



Besoknya, sekitar jam 9 pagi
ibu sudah masuk kedalam ruangan bedah, hanya sehelai kain yang menutupi badan ibu. dan dada ibu mulai bergemuruh lagi..
saat itu punggung bawah ibu disuntik salah satu dokter yang ada di ruangan tersebut.
setelah itu ibu hanya berbaring pasrah dibawah lampu-lampu bulat yang menyorot panas diatas badan ibu.


Tidak berapa lama, perut ibu seperti diguncang-guncang, kadang pelan kadang agak keras, sampai badan ibu bergoyang-goyang tapi ibu tidak merasakan sakit sedikitpun, ibu tidak tau apa yang terjadi dibagian bawah perut ibu saat itu karena tertutup kain yang dipasang dibawah dada ibu, tetapi para dokter dan perawat itu masih tetap berbicara, ngobrol dengan riangnya, kadang tertawa-tawa membahas sesuatu yang tidak ibu mengerti.


Beberapa menit kemudian, tiba-tiba ibu mendengar jeritan kecil dari arah dokter-dokter itu, tangisan seorang bayi yang melengking tinggi. Jantung ibu seperti berhenti berdetak mendengarnya. "benarkah itu tangisan bayi..? tangisan bayiku..?" bathin ibu tidak percaya.


Jantung ibu terus berdegup kencang, wajah dan mata ibu terasa panas. fikiran ibu berputar-putar, sekonyong-konyong salah satu suster itu menyodorkan seorang bayi yang telah terbalut kain ke arah ibu. "alhamdulillah..bayinya laki-laki bu..selamat ya.." sahut suter itu.


Ibu diam terpaku. Wajahnya yang bulat mungil terlihat putih pucat, matanya tertutup rapat, sejumput rambut halus menutupi dahi dan kepalanya. muka ibu terasa semakin panas, ibu tidak kuasa menahannya lagi, akhirnya air mata ibu meleleh. "Allahu Akbar.." bisik ibu perlahan.


Lalu perut ibu seperti ditarik-tarik lagi. dan dokter-dokter itu masih tetap tertawa-tawa. Diselingi suara berisik, seperti suara yang keluar dari sedotan minuman yang sudah hampir habis airnya. Srootttt...


dinginnya AC menyorot langsung ke arah badan ibu yang setengah terbuka, ibu menggingil kedinginan, awalnya pelan lama kelamaan ibu menggigil hebat. "ibu ngerasa sakit kah..?" tanya dokter itu. "ngg..nggaak...sakit, cuman dingin aja.." sahut ibu sambil terus menggigil. bahu ibu sampai berguncang-guncang jadinya. "matikan AC-nya.." perintah dokter tersebut. lalu dokter itu memerintahkan memberikan sesuatu pada ibu -tidak tahu apa-, hanya saja ada sesorang yang memberi suntikan, lalu orang itu bicara dengan tidak jelas "fly..." "baru dikasih ... efeknya...apalagi kalau...." suara orang tersebut semakin tidak jelas terdengar, seberkas cahaya terang menyilaukan mata ibu, dan ibu sudah tidak ingat apa-apa lagi setelahnya.


Saat terbangun, perut ibu terasa mual "dok saya mau muntah.." sahut ibu pelan. "muntahin saja bu.." sahut dokter itu. seorang perawat meletakan selembar handuk dibahu ibu, tetapi tidak sedikitpun isi lambung yang keluar, ibu hanya meludah air liur yang terasa sangat kental saja.


Tidak lama kemudian, ibu dibawa keluar dari ruangan bedah, menuju ruangan pemulihan, saat akan masuk keruangan pemulihan tersebut ibu berpapasan dengan abah, mamah, mamah mertua, apa, dan banyak lagi wajah-wajah yang ibu kenal lainnya. abah memegangi tangan ibu terus, "ibu cantik sekali hari ini.." bisik abah perlahan ditelinga ibu. Lalu tiba-tiba ibu teringat, bayi mungil yang ibu lihat diruangan bedah, "gimana bayinya..??" gumam ibu pada abah. "sempurna... ganteng banget kayak abah.." bisik abah lagi sambil tersenyum "sekarang adek bayinya dirawat diruang bayi dulu.." sahut abah lagi. Ibu tidak berkata apa-apa lagi, ibu masih merasa sangat mual, pening, lemas dan kesemutan.


****


Besok, bayi mungil berwajah pucat itu akan genap berusia 7 tahun. Abah, ibu, dan adek sudah memberinya ciuman dan pelukan ulang tahun tadi malam. Begitu juga nenek, kakek, ninin dan aki sudah meneleponnya untuk memberi ucapan. Dan si bayi tersebut yang sekarang sudah tumbuh besar dan berkulit tidak pucat lagi, hanya terbengong-bengong, "lho aku ulang tahun ya..?" sahutnya sambil tersenyum lebar.


"met ulang tahun abang fathir, mudah2an jadi anak yang sholeh, panjang umur, sehat selalu, berbakti pada orang tua, sayang pada adik dan keluarga, berguna bagi agama, nusa, dan bangsa, dan selalu dalam lindungan Allah SWT. amien"


***


Perayaan Hari Ulang Tahun abang fathir



Minggu sore, tanggal 1 Maret ada acara syukuran ulang tahun abang fathir dirumah. harusnya sih dirayakan tanggal 25 februari kemaren, cuman karena ga memungkinkan untuk dirayakan pada hari sekolah/kerja, jadinya diundur ke hari minggu.






rencana awalnya, ibu hanya akan ngundang beberapa teman main sepedahannya abang dekat rumah, itupun sambil dadakan saja. tetapi karena berbagai alasan, akhirnya ibu mengundang beberapa anak teman dekatnya ibu dan abah juga.






seperti biasa, kue-kuenya ibu yang buat. termasuk kue ulang tahunnya abang fathir. Mungkin karena perubahan rencana yang mendadak itulah ibu ngerasa agak keteteran mempersiapkan segala sesuatunya. utamanya saat buat kue ulang tahunnya abang. biasanya ibu buat kue ultah itu pada siang atau sore hari dan malamnya kue tersebut baru akan dihias. jadi ada banyak waktu luang untuk berfikir. berhubung ibu terlalu disibukan dengan urusan makanan yang lain. akhirnya baru jam 10 malam kue ulang tahun itu baru ibu buat. dan jam 12 malam kue itu baru dihias.fhhhh...





karena kue ultahnya agak kecil jadi ibu memutuskan untuk membuat kue yang kedua untuk dibagikan pada anak-anak dan tamu undangan lainnya. mungkin karena cape, bercampur stress juga akibat proses pembuatan kue ultah pertama yang super duper ngeribetin itu. ibu mati ide saat bikin kue ultah kedua. alhasil anggur sisa bikin kue pie yang nganggur dikulkas langsung ibu tancepin keatas kue tersebut. jadinya..? ya gitu deh...penampakannya lumayan aneh bin norak ...menul-menul ga beraturan..huaaa... ibu pengennn nangisss jadinya.



"udahlah bu..ga usah difikirin...santey ajah...kan untuk sendiri kuenya.." sahut abah menghibur hati ibu yang lagi gundah gulana (ceilah..)
ibu yang duduk selonjoran, antara ngantuk berat, capek, kesal, depresi juga (halah..) akhirnya pasrah dan menanti waktu pagi dengan tidak bergairah.






betul saja, besoknya -saat abang fathir bangun pagi dan melihat semua kue-kue ultahnya - abang spontan bilang "ih bu koq aneh kue nya..", "tapi abang suka kue yang satunya lagi (yang menul-menul itu -red), kayak kerajaan.." sahutnya lagi. walah apanya pula yang kayak kerajaan bathin ibu geli.
tapi biarpun kue ultahnya terlihat aneh, abang, adek dan anak-anak yang lain yang tidak sepeduli ibu pada kue ultah, terlihat gembira sore itu.





acarnya dibuka oleh abah, diawali oleh pembacaan doa oleh abang fathir, dan diisi tausiah berupa dongeng harimau dan para binatang hutan lainnya oleh Om Yunus, ditutup oleh acara tiup lilin dan makan bareng.






***


makasih banyak untuk mbak lukie yang sudah bantuin banyak ngedesain edible picturenya yang keren, jadinya ga sebanding dengan kuenya yang terlihat aneh hehehe..
untuk para tetanggaku yang sudah ikut2an sibuk hari itu, semua temennya ibu dan abah yang sudah hadir, juga semua temennya abang fathir yang semangat datang ke rumah. makasih banyak, jazakumullahu khairan katsiran


(kayak pidato penerimaan piala citra ajah nih hihihih...)










Baca selengkapnya......

Helm

Banyak banget hal kecil disekitar kita yang dianggap sepele atau bahkan tidak dipandang sama sekali, salah satu contohnya yaitu pemakaian helm (pelindung kepala) saat menjalankan kendaraan roda dua.

***

otak adalah organ terpenting dalam tubuh ini. Otak manusia berisi sekitar 100 miliar sel yang tersusun secara sangat canggih. fungsinya sebagai pusat pengendali.
kita bisa berfikir, berbicara, bergerak, dan banyak lagi berkat hasil kerja otak. Seluruh panca indera kita dikendalikan oleh otak.
Jadi jika sel-sel otak yang berkaitan dengan panca indera itu rusak, maka fungsi indera kita juga bakal rusak atau tidak berfungsi normal.



Mengingat begitu penting dan dominannya otak dalam keseharian kita, semestinya kita menghargai otak kita tersebut. Karena dia adalah aset untuk kita hidup dan terus berkembang.


Maka dari itu diciptakanlah sebuah benda yang dinamakan HELM. helm pada dasarnya diperuntukan bagi para pengendara roda dua (baik motor maupun sepeda), dan juga bagi orang-orang yang beresiko tinggi mengalami cedra dikepala, seperti misalnya para pembala mobil, atlet terbang layang, tukang bangunan dsb.


Seiring kemajuan zaman, helm pun dibuat secantik dan sekeren mungkin dengan tidak melupakan nilai keamanan dan kenyamanannya. Begitu banyak helm yang menawarkan beragam pilihan, mulai dari yang tampilannya macho sampai yang terlihat genit dengan warna-warni yang mencolok.


Tapi segitu banyaknya jenis helm tersebut, masih saja ada orang (khususnya pengendara sepeda motor) yang memilih untuk tidak memakai helm, dengan alasan biar rambut/jilbab ga kusut, ada juga yang memakai helm tapi jenis palsu alias helm catok - seperti helmnya para pekerja bangunan.
atau juga memakai helem hanya gara-gara takut ditangkap polisi, jadi si helm nya itu hanya berfungsi sebagai topi/hiasan kepala, cuman sekedar nempel dikepala saja.


Masih kurangkah Undang-undang yang mewajibkan penggunaan helm bagi para pengendara motor..?
masih belum cukupkah iklan layanan masyarakat yang terpampang di jalan-jalan ataupun yang tersiar di media massa yang memberitakan akan kegunaan helm..?
belum puaskah medengar kabar kematian orang-orang yang menyepelekan helm..?
ataukah apa karena banyak orang-orang indonesia yang merasa dirinya jagoan bak si pitung, super hero dari betawi itu kah?


adakah yang akan menjamin kita untuk tetap selamat saat mengendarai motor..?
kalau tidak...
gunakan helm-mu mulai dari sekarang..!!






Baca selengkapnya......

Sabtu, Februari 21

Balikpapan








Ada satu hal menarik tinggal di Balikpapan (BPN). Yaitu, kami bisa mendengar suara horn-nya kapal-kapal laut, saat tengah malam atau menjelang pagi.

Sungguh, kami tidak menyangka bisa menjadi bagian dari kota tepi pantai di Kalimantan Timur ini.




Dulu, saat ibu masih tinggal di Subang, ibu harus menempuh perjalanan belasan km untuk mencapai tepian pantai. Dan tentu saja pantainya Subang tidak selebar pantai di BPN. Tipikal Pantura lah...







Begitupun dengan abah, kampung tempat abah tinggal waktu kecil berada cukup jauh pula dengan pantai. Jadi bisa dibilang jarang sekali ibu ataupun abah melihat pantai.





Semenjak tinggal di BPN, setiap saat kami bisa melihat pantai dan lautnya yang terbentang luas. Apalagi jarak antara rumah dengan pantai cukup dekat, kurang lebih 1 km saja. Jadi nggak heran disaat suasana sepi kami bisa mendengar suara horn-nya kapal yang sedang lewat. bahkan dari salah satu kamar dibagian atas rumah kami, pemandangan laut BPN bisa terlihat jelas (walau dalam bentuk sudut kecil saja).




Tidak hanya itu pemandangan laut BPN juga bisa terlihat diantara deretan bangunan sepanjang jalan menuju sekolah abang fathir ataupun arah menuju kantornya abah.





Saat berbelanja di pasar tradisional maupun di Mall, saat jajan di warung/kafe, ketika di airport, di Hotel, belakang gedung olah raga, dan banyak tempat lagi, semuanya berlatar belakang sama, pantai...pantai...dan pantai..., dengan lautnya lepasnya yang tenang.




keren bukan..!








Baca selengkapnya......

Sabtu, Februari 14

Surat untuk abah

dear abah,


ibu tidak tahu apakah ibu nulis surat ini karena terpengaruh tanggal 14 februari, sebuah tanggal yang bermakna bagi segolongan orang. atau karena memang lagi ingin nulis saja.


hmm..ok deh.., mungkin sedikit terpengaruh, gimana nggak gitu coba... saat bangun tidur pagi ibu sudah mendapatkan sms berisikan "happy valentine" dari nomor asing yang tidak tercantum dalam daftar contact ibu. saat mengantar bang fathir sekolah, beberapa spanduk kecil dengan tulisan pink-nya yang menyala terpampang menarik perhatian diatas beberapa toko. begitupun lagu-lagu lembut penuh cinta yang diriquest seseorang untuk someone spesialnya mengalun merdu dibeberapa gelombang radio yang ibu dengar. bantal pink bulu berbentuk cinta bergelayutan dengan indahnya, bunga mawar imitasi aneka warna terbungkus plastik bening begitu mudahnya dijumpai hampir disepanjang toko selama perjalanan. belum lagi ketika menyalakan TV begitu banyak iklan dan program acara yang berhubungan dengan hari ini. Bahkan sampai sore, saat membuka milist..saat membaca postingan blog-nya orang lain.. hampir semuanya bertemakan sama, "Valentine" dalam beragam versi dan sudut pandang. Jadi gimana ibu tidak terpengaruh seharian ini...? Bagaimana remaja muslim sekarang tidak terbuai dengan moment 14 februari ini..? semuanya begitu mencolok, begitu mudah, dan ada disekeliling kita.



yahh...bagaimanapaun ibu hidup dizaman sekarang, zaman yang sedikit lebih maju dibanding abad sebelumnya, dimana semua informasi bisa didapat dengan mudah tanpa terkecuali. dan ibu tidak bisa membendungnya. ibarat seperti saat sedang berenang ditepi pantai -ketika semua ombak itu datang, ibu tidak bisa menolak kedatangannya, ibu hanya bertahan, berusaha agar tidak terseret lebih jauh arus gelombang, itu saja.


abah sayang,

ibu menulis surat ini bukan untuk mencari pembenaran atas apa yang sudah ibu dapatkan hari ini, juga bukan untuk menghakimi para remaja (muslim) itu.


Sepertinya memang tidak adil melihat kenyataan bahwa bangsa yang memperkenalkan budaya ini begitu menggagung-agungkan hari ini, sementara disaat yang bersamaan mereka sama sekali tidak berbuat apa-apa untuk mencegah kejahatan kemanusian di palestina yang terang-terangan sudah berlawanan dengan kasih sayang yang selalu mereka gembor-gemborkan setiap saat.


Benar-benar tidak adil ketika melihat hampir semua orang (muslim) dibuai dengan momen valentine ini. Sementara jauh-jauh hari sebelum hari kasih sayang ini ditetapkan, Rasul kita sepanjang zaman, Nabi Muhammad SAW, telah begitu banyak mencontohkan perilaku kasih sayangnya, tidak hanya terhadap keluarganya tetapi juga berlaku bagi musuh-musuhnya, orang yang terhina dalam masyarakat kala itu, semua binatang, dan mahluk hidup lainnya. sehingga tidaklah heran Allah SWT membuatnya menjadi suri tauladan, panutan, contoh yang benar dalam kehidupan ini, karena dedikasinya yang tinggi terhadap kasih sayang, baik secara vertikal maupun horizontal.


abah ganteng,

sudah lebih dari sehari ibu membuat surat ini, tetapi ibu masih belum bisa menuliskan kata-kata indah, kalimat yang penuh cinta untuk menunjukan perasaan ibu saat ini.
ibu hanya ingin berterimakasih atas perhatian dan pengertiannya abah yang begitu besar pada ibu dan anak-anak selama ini.
Makasih untuk semuanya. Mudah-mudahan Allah mendengarkan dan mengabulkan semua doa ibu. Mudah-mudahan kita akan terus bersama, bersama anak-anak, dan keluarga besar kita, didunia dan disyurga nanti.







dengan penuh cinta,

ibu

Baca selengkapnya......

Jumat, Februari 13

Hari bersedih

"bu sekarang adalah hari bersedih" ujar bang fathir mengagetkan ibu. Ibu yang sedang asyik menyetir mobil menoleh melalui kaca spion diatas kepala ibu. "kenapa bisa gitu..?" tanya ibu penasaran sambil memperhatikan raut muka bang fathir sesaat. "tadi ada perpisahan ibu guru..., bu umi pindah kelas ..." sahut bang fathir lagi. titik-tikik kecil air menghiasi ujung hidungnya dan bagian atas bibirnya.


Sekilas sosok bu Umi -wali kelasnya bang fathir- berkelebat dalam benak ibu. Seorang perempuan yang memiliki wajah ramah dan sabar, seorang guru yang bisa berkata tegas disaat saat tertentu, juga seorang ibu bagi semua muridnya ketika dikelas.





"oh... memang bu umi pindah kekelas mana..?" tanya ibu sedikit kaget -dan sedikit merasa kehilangan juga- tidak menyangka mendengar kabar sedemikian cepat tanpa ada pemberitahuan sebelumnya. "ga tau...." bahu bang fathir bergerak terangkat keatas. "tadi temen-temen abang banyak yang nangis.., ada yang bersuara gede banget..., ada yang setengah besar..." ujarnya lagi.


"trus...abang nangis juga..?" lagi-lagi ibu memperhatikan bang fathir melalui kaca spion. "nggak....,sedikit aja sih...cuman.... hiks..gitu ajah.." sahutnya sambil memperagakan menarik nafas berat. "abang nangisnya dalam hati saja.." suaranya memelan. Ibu tidak berkata apapun. tapi sesekali ibu masih memandangi bayangan bang fathir yang serius memperhatikan situasi dibagian luar kaca jendela mobil hitam transparan .



"ga enak yah bu berpisah itu.." ujarnya tiba-tiba, suaranya terdengar serak. Sejenak ibu memandangi bayangan bang fathir lagi. tidak menyangka bahwa kalimat yang barusan ibu dengar itu keluar dari bibirnya yang belum genap berusia 7 tahun. "memangnya abang merasa gimana..?" tanya ibu pelan menyembunyikan emosi. "erm...ga tau..ga enak aja..." abang fathir sedikit menunduk sambil mempermainkan jemarinya, suaranya masih terdengar serak dan sedikit bergetar. "hei..abang kan masih bisa ketemu bu Umi setiap harinya..., diruang guru...atau abang bisa main ke kelas barunya bu umi kalau abang mau.." suara ibu terdengar riang. "kelasnya bu Umi nggak di Istiqomaaahhh lagi buuuu..." ucapnya jengkel "besok bu Umi udah ga masuk sekolah lagi...." nadanya masih terdengar antara jengkel dan sedih.

"eh tadi bu umi kasih kenang-kenangan lho buat semuanya.." tiba-tiba suara abang fathir berubah riang. tanpa ditanya abang langsung nyeroscos. "semuanya dikasih es krim dan kacang ijo.." abang fathir terkikik geli -membayangkan larangan ibu yang dilanggarnya dengan sukses hari ini-. fhh ibu menahan nafas, tapi mengingat peristiwa yang sudah dialami bang fathir disekolah tadi cukup membuat ibu sedikit ikhlas untuk melupakan larangan -mengkonsumsi es disaat sedang batuk pilek- itu sesaat.



"trus abang dan teman-teman ngasih kenang-kenangan apa sama bu Umi..?" tanya ibu tenang. "ga ngasih apa-apa..", "abang cuman bilang makasih aja..., dua kali.." sahut abang fathir datar. "kenapa abang bilang makasih...?" tanya ibu lagi. "erm...karena abang sudah dikasih ilmu....dikasih lain-lain...dikasih banyak deh..." suara abang memelan dan bergetar lagi. "teman abang yang nangisnya gede banget malah ga bilang makasih.., abang aja yang bilang makasih..aneh..." ceroscosnya lagi lebih ringan.



"bang kalau abang dikasi uang sama ibu, abang mau beliin apa buat bu umi..?" tanya ibu sambil memperhatikan arus lalulintas didepan. "ga tau..., lagian bu umi kan besok udah ga masuk sekolah lagi.." ujarnya datar. ibu tidak berkata apa-apa lagi. hanya berkonsentrasi mengemudi. setitik air menggenang dipelupuk mata ibu.






Baca selengkapnya......

Kamis, Februari 12

egois

ya..ibu memang nyontek salah satu sub judul yang ada dalam bukunya stepheni meyer -ntah serial yang mana (lupa)-.


setelah membaca 3 bukunya -seri terakhir belum sempet kebeli- ibu mulai kesel dengan sikapnya si bela yang sok menjadi pusat dari segalanya.
seharusnya dengan kapasitas otaknya yang cemerlang, dengan kebiasaan menjaga ibunya bertahun-tahun -yang digambarkan sangat kekanak-kanakan itu- itu sudah menjadi cukup alasan bahwa dia seharusnya berbuat lebih bijak/dewasa dalam melakukan sesuatu.
apalagi ditambah kondisi tubuhnya yang sangat rapuh - dikit-dikit berdarah, dikit-dikit tulangnya remuk/patah, dikit-dikit benjol- dan berada dekat sekali dengan sekawanan vampire harusnya membuat dia sedikit sadar diri akan kelemahannya itu. tapi lagi-lagi si bela melakukan kesalahan yang sama, berbuat hal-hal yg konyol dan bodoh dan ga masuk akal, mungkin karena dia tau bahwa dia sangat dicintai dan juga dibutuhkan. (huh sebel..!)




ok, ibu tahu bela emang ceroboh -diluar kenyataan bahwa dia memiliki IQ jenius- dan juga pembawa sial (itu sih emang pasti..). tapi hal yang paling menyebalkan bagi ibu yaitu ketika dia tidak bisa memilih diantara dua pilihan -setidaknya sampai serial ke3 dalam bukunya-, antara edward atau jacob. dua pria yang mempunyai kepribadian dan latar belakang yang bertolak belakang. bagaimana mungkin disaat yang bersamaan dia bisa mencintai dua sosok mahluk legenda tersebut? ibu tidak percaya bahwa ada orang yang bisa mencintai 2 orang -dalam hubungan percintaan orang dewasa- dalam satu waktu dengan kadar yang sama. setidaknya harus ada salah satu yang memiliki poin lebih tinggi atau lebih rendah. dan sesulit apapun SEHARUSNYA bela menentukan pilihan...!



dan lagi-lagi karena kebodohannya atau mungkin lebih tepatnya keserakahannya. bella mengombang-ambingkan perasaan keduanya, mengulur-ulur waktu hanya demi kepuasan dirinya semata, berdalih atas nama belas kasihan atau apapunlah namanya.
tapi yang ada hanya memperpanjang penderitaan dari kedua belah fihak. (huh menyebalkan...!!)


setelah melewati buku ke-3 ini, ibu malah menyesal karena pernah berkeinginan untuk menjadi sosok Bella Swan. Hmm.. ibu lebih baik dari dia kayaknya... tapi tentu saja itu tidak mengubah keadaan, tau kan maksud ibu...?? (LOL)




Baca selengkapnya......

Minggu, Februari 8

ibu jatuh cinta lagi....

Hari ini dimulai ibu dengan penuh gairah.

Setelah bangun pagi, ibu bertukar baju dengan baju yang terlipat rapi didalam lemari, ibu sudah menggosok gigi, sedikit "bersih-bersih" dikamar mandi, walaupun tidak sampai mandi, karena alasan klise –dingin-, dan heii...ini kan hari libur.., saatnya bersenang-senang dong.


Selesai melakukan shalat subuh, ibu kembali disibukan dengan sesuatu yang membuat ibu berdebar karena gembira.



Tangan ibu sudah menggenggam erat, sebuah buku yang lumayan tebal, twilight. Novel yang telah membuat ibu penasaran –setelah ibu membaca resensinya pluzt sedikit terhasut opini orang tersebut diblognya- sehingga ibu memutuskan untuk membelinya di gramedia tadi malam.


Lembaran demi lembaran dalam buku itu ibu lalui dengan perasaan campur aduk, ada beberapa bagian yang membuat ibu merasa gelisah –untuk segera membaca halaman berikutnya- tetapi selebihnya ibu merasa banyak bunga bertaburan didalam hati, sempat ibu berfikir; alangkah menyenangkan jadi seorang Isabella Swan, yang dicintai sepenuh hati oleh orang seseorang yang sangat tampan dan anggun, hingga ibu berharap bahwa Bella adalah ibu tapi tentu saja tanpa ada kata vampire didalamnya ...!! (akh...ibu memang penakut yang pandai berkhayal hehehe...)


Hingga tidak terasa ibu telah menghabisakan waktu berjam-jam, tanpa melakukan kegiatan apapun, untung saja abah bisa mengerti kebiasaan ibu yang satu ini, dan lagi-lagi ibu beruntung mempunyai asisten seperti si mbak dirumah yang selalu siap siaga melakukan semua intruksi ibu :-)


Jantung ibu tidak pernah behenti berdebar, andai saja ibu dipasang alat pendeteksi jantung seperti yang dipakai bella saat koma di RS tentu bunyinya tidak kalah nyaring dan kacau dari grafik punyanya. Tapi tanpa memakai alat itu abah cukup tahu apa yang sedang dirasakan ibu, “kayaknya ibu melalui masa remaja kurang bahagia nih” ledek abah ketika melihat ekspresi wajah ibu yang berubah-ubah terus.


“ughhh ibu ingin lihat filem nyaaaa...” lenguh ibu sambil sesekali berganti posisi membaca, kadang sambil telungkup, kadang telentang, duduk, bahkan jongkok didepan meja ruang TV. Sayang filmnya sudah tidak diputar lagi di ceneplex, dan ini yang sangat ibu sesali -karena ibu telah terperdaya pada kata Vampire dalam display image yang pernah ibu lihat sekilas di ceneplex- . Ibu berharap bisa mencocokan gambaran sosok Edward Cullen dalam benak ibu dengan aktor pemeran dalam filemnya, pasti sangatlah menyenangkan duduk selama kurang lebih 2 jam, menikmati adegan romantis yang mendebarkan sambil ngemil sekantong pop corn dan sebotol kecil diet coke.


Sore hari -ibu tidak tahu tepatnya- saat langit berubah keemasan dan angin mulai berhembus sejuk, ibu telah menamatkan Twilight seri 1 dengan sedikit rasa pening dikepala.


Tapi bunga-bunganya itu masih melekat didalam hati ibu. Dan ibu tidak sabaran untuk segera membeli dan membaca lagi serial berikutnya. Untung saja ibu melihatnya kemaren –masih bertumpuk- di Gramedia. Aihhh...ibu senang sekali hari iniiiii.........!!!!








Baca selengkapnya......

Kamis, Februari 5

Pasir Ridge Boot Camp '09

Baca selengkapnya......