DaisypathAnniversary Years Ticker
Lilypie 6th to 18th PicLilypie 6th to 18th Ticker
Lilypie 3rd Birthday PicLilypie 3rd Birthday Ticker

Rabu, April 16

Pesta kecil untuk abah






















Dua hari yang lalu ada 'pesta kecil' dirumah gunung. Pesta kecil itu diadakan untuk menyambut hari ulang tahun abah.







-Seperti biasanya- kue ulang tahunnya ibu yang membuat, sejak siang ibu memang sangat sibuk mempersiapkan kue ultah untuk abah. Tadinya ibu ingin memberi kejutan untuk abah, tetapi karena kue ultahnya belum selesai saat abah pulang dari kantor, jadi batal deh rencana 'kejutan'nya itu.










Saat itu ibu membuat dan menghias 2 buah kue, satu untuk dimakan rame-rame di 'pesta kecil', satu lagi untuk dibawa abah ke kantor bersama kue-kue lainnya yang sudah ibu pesan dari mbak ika (temen ibu).












Malam harinya, setelah seluruh keluarga somantri berkumpul, abang memberi hadiah sebuah kartu ucapan yang dibuat oleh abang sendiri menggunakan crayon warna kesukaannya. Sementara tahun ini ibu tidak memberikan kado apapun. Sebetulnya seminggu sebelumnya ibu sudah membeli 2 buah buku yang akan ibu hadiahkan untuk abah, tetapi karena penasaran ingin tahu isi buku tersebut, akhirnya sebelum buku2 tersebut dibungkus kertas kado, ibu telah membacanya terlebih dahulu, akhirnya ibu tidak jadi memberi kado buku itu untuk abah, karena abah sudah keburu melihat kedua buku tersebut. Saat diceritain hal itu pada abah, abah cuman seyum-senyum aja, sambil bilang "gak papa...abah nggak minta dihadiahin apa-apa kok.." katanya sambil tersenyum.






" tapi.. nanti saat ibu ulang tahun ibu ingin dikasih hadiah ya.." pinta ibu agak malu. "ih..ibu..." sahut abah sambil tertawa.











Tidak ada perayaan meriah, nggak ada teman yang diundang, kue yang dihidangpun seadanya saja, tapi mudah-mudahan 'pesta kecil' yang ibu rancang bersama abang fathir membekas dihati seluruh anggota keluarga somantri, khususnya abah yang berulang tahun malam itu.












"selamat ulang tahun abah kami tersayang, semoga panjang umur, sehat terus, dan selalu dirahmati Alloh SWT..."

Baca selengkapnya......

Senin, April 7

Ke pantai Manggar

Pilihan rekreasi bagi abang dan adek di hari libur -seperti biasanya- adalah : berenang di pasir ridge? (kolam renang) atau berenang di pantai Manggar? dan seperti biasanya juga abang selalu menjawab : Ke Pantai Manggaaaaarrrr..!! sambil berteriak kegirangan disusul jeritan kecil adek yang memekakan telinga terpengaruh oleh suasana hati abang fathir.








Dan seperti hari sabtu/ minggu sore sebelumnya, keluarga somantri kembali berangkat menuju pantai Manggar. Jam menunjukan pukul 4.30 sore, langit masih terang ke-emasan, sinar mataharipun masih terasa sedikit panas dikulit. Beberapa perbekalan seperti handuk, baju ganti, shampo, dan plastik besar selalu memenuhi tas hitam favorit perjalanan.






Ibu duduk di jok depan, abang, adek, dan si mbak duduk di jok tengah. Mulut abang tak henti-hentinya berceloteh, apa saja yang abang lihat selalu ditanyakan atau dikomentari, sesekali adek ikut menimpali dengan kalimat yang tidak begitu jelas, kadang adek asyik bernyanyi kecil sendirian, tanpa menghiraukan suara abang yang memenuhi mobil.






Tiba di Pantai Manggar, waktu hampir menunjukan jam 5 sore, sinar matahari mulai menghangat. Ujung-ujung daun kelapa dan pepohonan lainnya yang tumbuh subur disepanjang pantai melambai-lambai tertiup angin. Mobil dan motor para pengunjung tersusun memenuhi tempat parkir, para penjual makanan berderet sepanjang area parkir yang tertata rapi, ada soto, ikan bakar, coto makasar, bakso, es kelapa, pecel, dan jajan anak, kadang ada juga yang menjual cendera mata berupa kaos atau gelang dan kalung batu. Beberapa pengunjung bergerombol dibawah naungan pohon, duduk bersila diatas tikar sewaan, beberapa diantaranya membawa bekal makanan dari rumah. Yang lainnya ada yang bermain bola, berjalan tanpa arah menyusuri pantai, berenang, atau naik perahu sewa.






Abang dan adek langsung berhamburan keluar dari mobil menuju pantai yang berombak tenang, hamparan pasir nan putih terasa hangat menutupi jari-jari kaki. Tidak lama kemudian abah, adek, abang langsung menceburkan diri kedalam air yang juga terasa hangat. Sementara ibu asyik dengan kameranya, kadang ibu hanya duduk menonton dipinggir pantai sambil memesan es kelapa tawar kesukaannya.






Setelah bosan berenang, abang dan adek biasanya bermain pasir, sambil mengumpulkan ‘kumang’ -binatang kecil yang bercapit dan memiliki cangkang- disepanjang bibir pantai. Awal abang selalu membawa semua kumang hasil perolehannya itu kerumah, tetapi nasib si kumang itu selalu berakhir tragis, mati didalam gelas plastik sambil mengeluarkan aroma yang tidak sedap. Setelah itu, ibu melarang abang untuk membawa kumang ke rumah, jadi sebanyak apapun hasil tangkapannya, abang dan adek akan melepaskannya lagi dipantai, sambil berharap para kumang yang imut itu akan segera menjadi besar.






Menjelang maghrib, langit pun menjadi semakin gelap, para pengunjung mulai meninggalkan pantai, demikian juga dengan keluarga somantri, pulang dengan hati senang.

Baca selengkapnya......