DaisypathAnniversary Years Ticker
Lilypie 6th to 18th PicLilypie 6th to 18th Ticker
Lilypie 3rd Birthday PicLilypie 3rd Birthday Ticker

Senin, Agustus 4

pilih pahala atau uang...?

Kadang persediaan bumbu dapur adakalanya habis, jika sudah begitu ibu harus membelinya di tetangga sebelah yang kebetulan berprofesi sebagai penjual sayuran.


Suatu hari ketika sedang masak, ibu minta tolong pada bang fathir untuk membelikan bumbu dapur yang sudah habis. Saat itu abang sedang asyik-asyiknya nonton tv.



"bang tolong dong, beliin dulu tomat ke rumah "mbah".. (panggilan tetangga sebelah)..", seru ibu sambil memberikan uang lembaran ribuan pada bang fathir. "sebentar bu..." jawab bang fathir, matanya tidak lepas-lepas dari film kartun kesukaannya. "ayo..., lari dulu kerumah mbah sebentarrr ajaa...., nanti boleh nonton film lagi.." bujuk ibu. "ga mauuu.... nanti aja...." rengek bang fathir. "ya sudah, film nya ibu matikan dulu, nanti setelah tomatnya dibeli, baru ibu nyalakan lagi..". ibu langsung mematikan tv saat itu juga, dan kembali mengerjakan kerjaannya didapur. "ughhh.... ibu nakallll....!!" teriak bang fathir sambil menggenggam uang pemberian ibu dan berlari menuju rumah mbah.



"ini tomatnya.." teriak bang fathir masih gusar."terimakasih ya abang sudah membantu ibu..". Ibu langsung membawa belanjaan tomatnya kedapur. Dan bang fathir-pun kembali melanjutkan acara nonton televisinya lagi.



Begitu terus, setiap ibu minta tolong pada bang fathir, ibu dan abang harus berselisih dulu. Bahkan kalau sedang tidak mau, bang fathir tidak akan menuruti perintah ibu tersebut. Kalau sudah begitu, maka mau tidak mau akhirnya si mbak yang akan pergi belanja ketetangga sebelah. Hingga suatu hari ibu mendapatkan ide...


"siapa yang mau mendapatkan pahala...??" teriak ibu sambil mengacungkan telunjuknya keatas.
"abang mauuu...."teriak bang fathir sambil mengangkat tangannya keatas, "adek mauuuu..." teriak adek tidak kalah nyaring. "ya sudah, dua-duanya akan dapat pahala kebaikan kalau mau membantu ibu beliin jahe dirumah mbah.." sahut ibu sambil tersenyum. "sini biar abang aja yang beliinya.." sahut bang fathir sambil menyambar uang yang ibu pegang, lalu abang berlari menuju rumah mbah. "adek ikutt..." teriak adek sambil berlari mengikuti abang fathir dari belakang. "hati-hati ya..., adek nya dijagain bang" teriak ibu dari pintu rumah. hmmm... ibu terlihat senyum-senyum sendirian


Pulang dari mbah, abang dan adek terlihat bergandengan tangan. "ini bu jahenya.." sahut bang fathir terengah-engah. "wahh... terimakasih banyak yah... ibu senang sekali... pasti abang dan adek akan mendapatkan pahala yang sangat besar dari Alloh..." suara ibu terdengar riang. "besarnya seberapa bu..?, sebesar gudang kah..?" tanya bang fathir, matanya terlihat berbinar. "ermm... sebesar gunung..", jawab ibu setelah berfikir sejenak. "waaawww.... besar bangetttt..." seru bang fathir tertawa-tawa kesenangan.



Setelah itu abang fathir kembali melanjutkan kegiatannya lagi. Saat itu ibu merasa sangat senang, karena ibu bisa menyuruh bang fathir tanpa harus dengan ngomel-ngomel terlebih dahulu.


Trik "belanja berpahala" itu terus ibu lakukan dikemudian hari. Dan selama itu abang fathir melakukannya dengan senang. Hingga suatu hari, sepulang berbelanja dari rumah mbah.



"bu... minta uang yahh, abang kan sudah membantu ibu...", tangannya menengadah kearah ibu. "memangnya untuk apa uangnya..?" tanya ibu, "aku mau jajan.." jawab bang fathir. Untuk sementara waktu ibu terlihat berfikir, lalu ibu mengeluarkan uang dari dompet, selembar uang ribuan. "kalau bang fathir minta uang, ibu akan memberikannya sekarang juga,.... tapi itu namanya pamrih, artinya bang fathir minta imbalan setelah menolong ibu, jadi mungkin pahalanya akan hilang, karena menolong itu tidak boleh ada pamrihnya, nah sekarang abang mau yang mana... uang kah atau pahala yang besar...?" tawar ibu sambil melambai-lambaikan uang seribu rupiah.



"ah....mana pahalanya...ga keliatan..., ga ada kan...??" suara bang fathir terdengar serak, matanya terlihat sedikit berkaca-kaca. Melihatnya ibu jadi merasa kasihan. "pahala tidak bisa dilihat sekarang, tapi nanti saat kita sudah meninggal, nanti akan ditimbang kebaikan dan keburukan, kalau pahala kebaikan lebih besar dari keburukan, maka kita akan masuk syurga, tapi kalau keburukannya lebih besar dari pahala kebaikan, maka kita akan dimasukan neraka. Jadi mumpung masih hidup kita harus menabung pahala sebanyak-banyaknya, biar timbangan pahala kebaikan kita menjadi berat..." sahut ibu sambil mengusap-usap kepala bang fathir yang masih terlihat kecewa.



"nah sekarang... abang mau pilih mana, uang.... atau pahala...?" ibu kembali menawarkan pilihan. "kalau mau uang, ibu akan beri uang ini sekarang juga..., tapi kalau abang mau pahala... Alloh yang akan memberinya". "pahala saja..." jawab bang fathir pelan sambil membalikan badan meninggalkan ibu. "Terimakasih banyak ya bang, Alloh pasti akan memberikan pahala yang sangat besar buat abang.." seru Ibu sambil menarik nafas panjang..


Sore hari,selesai mandi, abang fathir dan adek sudah terlihat rapi dan wangi. "ayo... sudah saatnya main keluar..., nih ibu kasih uang untuk jajan, boleh dibelikan apa saja, tapi adek nanti dikasih juga ya..." seru ibu. "cihuyy...., bu boleh beli permen..?" teriak bang fathir sumringah, "boleh.." jawab ibu sambil mengeluarkan uang 3 lembar ribuan, satu untuk adek, satu untuk si mbak, dan satu lagi untuk bang fathir yang sudah berbuat kebaikan hari ini.

Tidak ada komentar: