DaisypathAnniversary Years Ticker
Lilypie 6th to 18th PicLilypie 6th to 18th Ticker
Lilypie 3rd Birthday PicLilypie 3rd Birthday Ticker

Kamis, Juli 3

Gara2 harga gas selangit, ibu mencak-mencak...

Saat ini harga isi tabung gas nembus angka Rp. 90.000,- / 12 kg di balikpapan, kaget campur kesel jadinya, gimana nggak gitu sebelumnya harga gas cuman Rp. 60.000,-/tabung, tiba-tiba cuman selang 1 bulan aja harganya sampe melambung jauh banget, dan yang tambah bikin sebelnya yaitu karena gas susah banget dicari, udahmah mahal.... langka pula, menyebalkan...!!!




Menurutku fihak yang paling bertanggung jawab dalam hal ini adalah :

1. Pemerintah,
karena telah mencabut subsidi gas untuk kalangan industri tetapi tanpa dibarengi dengan peraturan yang jelas, menyebabkan kalangan industri memborong gas yang seharusnya diperuntukan oleh kalangan rumah tangga, yang pada akhirnya kebijakan tersebut salah sasaran, dan ujung2nya masyarakat yang dirugikan.

Solusinya :

Buat peraturan dong, buat undang-undang yang jelas, siapa-siapa aja yang berhak menerima gas yang bersubsidi dengan yang nggak, bagi yg ngelanggar termasuk semua fihak yang bekerjasama dg sipelanggar kenai hukuman yg seberat-beratnya.
  • Awasi pendistribusian gas, bagi out let gas yg nimbun or ngejual ke fihak industri, beri hukuman yg berat, cabut izin usahanya.
  • Pendistribusian gas jangan hanya dimonopoli oleh pertamina aja, cobalah terbuka bagi perusahaan lain, jadi tidak ada kata stok gas yg menipis atau macet, dengan adanya produsen lain yg berjualan akan membuat persaingan bisnis yang sehat.
  • (langkah terakhir) Stop subsidi gas!!!. artinya kalau sudah tidak ada yang disubsidi orang tidak akan ada yang nimbun, tidak akan ada yg jual keluar negeri, soal harga jadi mahal???, akh... sekarang aja yg katanya untuk kalangan rumah tangga masih disubsidi tapi nyatanya harga tetep muahaaaaaaaaaalllll benerrrr....., yang ada malah para penimbuner, fihak industri nakal, dan orang2 jahat lainnya yang ongkah-ongkah kaki menikmati subsidi gas.

    2. Penimbuner

    fihak yang ingin mengambil kesempatan dalam kesempitan, fihak yg ingin mengeruk keuntungan dalam penderitaan orang lain, dengan cara menimbun gas yang seharusnya mereka jual, agar langka dipasaran yang otomatis akan menaikan harga jual gas mereka, padahal para penimbun tersebut membeli gas-gas tersebut dengan harga normal pada pertamina. dampaknya banyak banget bahkan bisa ngerusak stabilitas perekonomian. Bayangin aja, kalau seandainya saya adalah sebagai penjual nasi goreng dipinggir jalan yang berjualan dengan menggunakan gas sebagai alat memasaknya yang saya beli dengan harga yang selangit, tentunya saya akan menaikan nilai jual nasi goreng yang saya buat, kalau seandainya pembeli nasi goreng saya adalah para supir angkot, atau pedagang kecil-kecilan tentunya mereka pun akan mencari uang tambahan lain agar dapat membayar nasi goreng saya yang sudah saya naikan harganya, alhasil para supir angkot and tukang jualan tersebut akan menaikan tarif ongkos angkot dan atau harga jual barang2 mereka, ujung-ujungnya semua akan kena dampak kenaikan harga diberbagai bidang hanya gara-gara harga gas yang selangit yang diakibatkan penimbuner yang ingin mencari untung.


    Nah orang-orang seperti inilah yang seharusnya diberi hukuman yang seberat-beratnya, dan dicabut izin usahanya, karena sudah merusak hak hidup orang banyak.

  • 6 komentar:

    astin mengatakan...

    dah harganya mahal, barangnya ga ada lagi...tu yang bikin tambah jengkel ya mba

    pemerintah gimana ni, katanya konversi minyak tanah ke gas, tapi kok harganya gas malah naik ga karuan...kalo gini kan rakyat juga yang tambah susah..

    Keluarga Somantri mengatakan...

    iya... masih di subsidi oleh pemerintah tapi harga nggak ketulungan, mendingan sekalian aja di hapus subsidinya..., toh sama aja mahalnya, jadi uang yg harusnya utk subsidi bisa dialihkan ke sektor yg lain...

    The Diary mengatakan...

    mbak di jogja dah 67.000 kalo ga diantar tp kalo diantar jadi 69.000 katanya ongkos bensin :-(

    Keluarga Somantri mengatakan...

    selama masih disubsidi akan masih terjadi penyimpangan2, yang pada ujungnya akan merugikan rakyat juga, menurutku baiknya sih distop aja sekalian, biar tidak disalahgunakan oleh fihak2 yang cari keuntungan, daripada uangnya buat subsidi pada sasaran yang salah, mendingan digunakan buat ngadain sekolah dan berobat gratis, atau bisa juga buat modal usaha kecil, mungkin pada awalnya akan terasa berat, tapi insyaAlloh bangsa indonesia akan bisa melaluinya, kita contoh kesederhanaan Mahatma gandhi yang pada akhirnya membawa india pada kemerdekaan, kita teladani kesederhanaan rasulullah saw yang bisa membawa islam pada kejayaan, sudah saatnya bangsa indonesia berhemat..!

    Iffah Zainal mengatakan...

    makanya balik Duri aja, kagak mikir gas dan lain lainnya deh he he he....
    Btw, sabar atuh ibu, gaji abah masih cukup kan ???? he he he..peace...

    Keluarga Somantri mengatakan...

    dari pada balik ke duri mending pindah ke jakarta aja deh (emang maunya hehe...)
    duh... gaji sereettt..sereett..mo nyumbang bu iffa?