DaisypathAnniversary Years Ticker
Lilypie 6th to 18th PicLilypie 6th to 18th Ticker
Lilypie 3rd Birthday PicLilypie 3rd Birthday Ticker

Minggu, Juli 20

Cita-cita..

Semua orang pasti pernah punya cita-cita, begitupun dengan ibu ketika masih kecil dulu. Ibu masih ingat berbagai cita-cita yang pernah ibu impikan, mulai dari ingin menjadi polisi lalulintas, karena saat itu ibu sedang senang-senangnya mengikuti latihan Polisi Keamanan Sekolah (PKS) sebagai kegiatan ekstra kurikuler sekolah. Kemudian cita-cita ibu berubah lagi yaitu ingin menjadi detektif cilik karena ibu begitu terpesona oleh cerita 5 Sekawan dan cerita detektif lainnya yang sering ibu baca. Lalu ibu pernah bercita-cita menjadi seorang pengacara karena waktu itu guru ngaji ibu pernah bercerita, katanya ; ada 2 golongan manusia yang pertama akan masuk syurga yaitu pemimpin yang bijak, dan hakim yang adil.



Saat itu ibu berfikir alangkah menyenangkan bila ibu bisa menjadi salah satu orang pertama yang bisa masuk syurga, dan akhirnya ibu memilih mejadi pengacara (saat itu ibu berfikir untuk menjadi hakim harus melalui tahapan sebagai pengacara terlebih dahulu) sebagai cita-cita ibu dimasa depan. Hanya cita-cita inilah yang selalu mendapat komentar dari apa (panggilan bapak-nya ibu), apa selalu bilang "jangan pernah bercita-cita menjadi pengacara, hakim, dan sejenisnya... karena berat pertanggung jawabannya diakhirat nanti.." tegas apa setiap kali ibu berbicara tentang itu. Sungguh sampai detik ini ibu masih belum mengerti arti dari ucapan apa. Mungkin ibu harus menjadi seorang pengacara terlebih dahulu agar memahami makna pesan apa tersebut. Seiring waktu ibu pernah juga bercita-cita menjadi dokter hewan, karena ibu selalu sedih ketika harus melihat ayam atau kucing peliharaan ibu jatuh sakit. Pernah juga bercita-cita menjadi wartawan, karena ibu membayangkan bisa berpergian kemana-mana mencari berita. Dan cita-cita yang agak bertahan lama yaitu ibu ingin menjadi ahli pertanian, karena ibu senang dengan suasana pedesaan, ibu senang bercocok tanam. Biarpun cita-cita ibu tidak ada satupun yang terwujud, tapi ibu tetap senang. Karena setidaknya ibu pernah berkeinginan sesuatu yang menyenangkan.


Lain halnya dengan cita-cita bang fathir, suatu saat abang pernah berkata "aku ingin menjadi supir truk balak .."(truk besar pengangkut kayu-kayu gelondongan), setiap ibu tanya cita-citanya bang fathir. "karena truk balak itu mobil yang hebat, kuat, dan besuaarrr..." lanjutnya lagi. Mendengar itu biasanya ibu akan berkomentar " kalau begitu abang harus pintar dan kuat, karena menyetir (mengemudikan) mobil besar itu lebih susah, butuh tenaga yang besar, jadi biar bisa menyetir abang harus banyak belajar, untuk menjadi kuat abang harus banyak makan yang bergizi..". Lain waktu abang pernah bercita-cita ingin menjadi supir mobil molen (mobil pengaduk semen), alasannya tetap sama karena mobil molen itu mobil yang hebat, besar dan kuat. Abang memang mengidolakan mobil besar, semua mainannya didominasi dengan mobil jenis besar. Pernah juga abang bercita-cita, "bu, kalau sudah besar aku ingin jadi masinis kereta api saja lah, soalnya kereta api itu hebat, bisa mengangkut banyak orang.." katanya suatu saat pada ibu, lagi-lagi ibu akan mengomentari dengan komentar sebelumnya. Lalu pernah juga abang fathir bercita-cita ingin menjadi pilot setiap selesai berpergian, alasannya lagi-lagi karena pesawat itu sangat hebat, besar dan kuat. Tidak berapa lama kemudian tiba-tiba abang ingin menjadi astronot setelah selesai dibacakan tentang antariksa. Lalu pernah juga abang bercita-cita ingin menjadi peneliti ketika abang fathir selesai membuka-buka buku ensiklopedia-nya, lalu pernah juga bercita-cita menjadi tukang bangunan setiap selesai nonton serial " Mega structure". Pernah juga abang bercita-cita jadi tukang parkir, alasannya, "enak..., banyak yang ngasih uang.." katanya sambil tertawa senang.


Suatu hari sepulang hari pertama bersekolah di SDIT Istiqomah abang berkata "bu, aku ingin jadi ustadz saja lah.." seru bang fathir sambil membuka baju seragamnya, tentu saja ibu agak sedikit kaget, karena cita-cita yang ini agak berbeda dengan bidang sebelumnya. "soalnya biar nanti aku bisa masuk syurga.." sahut abang lagi. Ibu hanya tersenyum mendengarnya, ibu tidak pernah mempersoalkan setiap cita-cita yang pernah diucapkan abang fathir. Paling ibu akan berkomentar hal yang sama yaitu : "abang harus pintar, dan kuat". Biarlah abang fathir memiliki segudang cita-citanya, karena setiap memikirkan cita-cita pasti sangatlah menyenangkan.

2 komentar:

Keluarga Somantri mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Keluarga Somantri mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.