Ada satu hal menarik tinggal di Balikpapan (BPN). Yaitu, kami bisa mendengar suara horn-nya kapal-kapal laut, saat tengah malam atau menjelang pagi.
Sungguh, kami tidak menyangka bisa menjadi bagian dari kota tepi pantai di Kalimantan Timur ini.
Dulu, saat ibu masih tinggal di Subang, ibu harus menempuh perjalanan belasan km untuk mencapai tepian pantai. Dan tentu saja pantainya Subang tidak selebar pantai di BPN. Tipikal Pantura lah...
Begitupun dengan abah, kampung tempat abah tinggal waktu kecil berada cukup jauh pula dengan pantai. Jadi bisa dibilang jarang sekali ibu ataupun abah melihat pantai.
Semenjak tinggal di BPN, setiap saat kami bisa melihat pantai dan lautnya yang terbentang luas. Apalagi jarak antara rumah dengan pantai cukup dekat, kurang lebih 1 km saja. Jadi nggak heran disaat suasana sepi kami bisa mendengar suara horn-nya kapal yang sedang lewat. bahkan dari salah satu kamar dibagian atas rumah kami, pemandangan laut BPN bisa terlihat jelas (walau dalam bentuk sudut kecil saja).
Tidak hanya itu pemandangan laut BPN juga bisa terlihat diantara deretan bangunan sepanjang jalan menuju sekolah abang fathir ataupun arah menuju kantornya abah.
Saat berbelanja di pasar tradisional maupun di Mall, saat jajan di warung/kafe, ketika di airport, di Hotel, belakang gedung olah raga, dan banyak tempat lagi, semuanya berlatar belakang sama, pantai...pantai...dan pantai..., dengan lautnya lepasnya yang tenang.
keren bukan..!
2 komentar:
hiks ... hiks ... jadi inget Makassar deh ...
eniwei aku anka pantai loh dulu karena rumah dekat pantai dan pelabuhan.
sekarang mah dah pindah menjauh dari pantai...
bukannya di makasar cuman numpang lahir ajah fa.. :-p
Posting Komentar