malam itu -ibu ingat- ibu diwajibkan berpuasa karena besoknya ibu akan menjalani operasi cesar. Ada abah yang menemani ibu didalam kamar paviliun RS yang bersebelahan persis dengan ruang emergency. Berbagai perasaan berkecamuk dalam dada ibu. Ada senang, kadang cemas, tapi selebihnya ibu merasa takut. Takut operasi tersebut tidak berjalan sesuai rencana, takut menerima kenyataan bahwa bayi yang akan dikeluarkan melalui lubang diperut tidak sesuai keinginan.. takut sesuatu yang tidak ibu ketahui akhir cerita selanjutnya..
Seolah mengerti, abah terus berdiri disamping ibu, memegang tangan ibu, dan bercerita banyak tentang hal-hal yang lucu, tentang "si kucik-kucik" -panggilan sayang pada calon bayi dalam perut ibu-, tentang kumpulan nama yang sudah ibu dan abah persiapkan jauh-jauh hari, rencana kedepannya, dan banyak lagi...
Besoknya, sekitar jam 9 pagi
ibu sudah masuk kedalam ruangan bedah, hanya sehelai kain yang menutupi badan ibu. dan dada ibu mulai bergemuruh lagi..
saat itu punggung bawah ibu disuntik salah satu dokter yang ada di ruangan tersebut.
setelah itu ibu hanya berbaring pasrah dibawah lampu-lampu bulat yang menyorot panas diatas badan ibu.
ibu sudah masuk kedalam ruangan bedah, hanya sehelai kain yang menutupi badan ibu. dan dada ibu mulai bergemuruh lagi..
saat itu punggung bawah ibu disuntik salah satu dokter yang ada di ruangan tersebut.
setelah itu ibu hanya berbaring pasrah dibawah lampu-lampu bulat yang menyorot panas diatas badan ibu.
Tidak berapa lama, perut ibu seperti diguncang-guncang, kadang pelan kadang agak keras, sampai badan ibu bergoyang-goyang tapi ibu tidak merasakan sakit sedikitpun, ibu tidak tau apa yang terjadi dibagian bawah perut ibu saat itu karena tertutup kain yang dipasang dibawah dada ibu, tetapi para dokter dan perawat itu masih tetap berbicara, ngobrol dengan riangnya, kadang tertawa-tawa membahas sesuatu yang tidak ibu mengerti.
Beberapa menit kemudian, tiba-tiba ibu mendengar jeritan kecil dari arah dokter-dokter itu, tangisan seorang bayi yang melengking tinggi. Jantung ibu seperti berhenti berdetak mendengarnya. "benarkah itu tangisan bayi..? tangisan bayiku..?" bathin ibu tidak percaya.
Jantung ibu terus berdegup kencang, wajah dan mata ibu terasa panas. fikiran ibu berputar-putar, sekonyong-konyong salah satu suster itu menyodorkan seorang bayi yang telah terbalut kain ke arah ibu. "alhamdulillah..bayinya laki-laki bu..selamat ya.." sahut suter itu.
Ibu diam terpaku. Wajahnya yang bulat mungil terlihat putih pucat, matanya tertutup rapat, sejumput rambut halus menutupi dahi dan kepalanya. muka ibu terasa semakin panas, ibu tidak kuasa menahannya lagi, akhirnya air mata ibu meleleh. "Allahu Akbar.." bisik ibu perlahan.
Lalu perut ibu seperti ditarik-tarik lagi. dan dokter-dokter itu masih tetap tertawa-tawa. Diselingi suara berisik, seperti suara yang keluar dari sedotan minuman yang sudah hampir habis airnya. Srootttt...
dinginnya AC menyorot langsung ke arah badan ibu yang setengah terbuka, ibu menggingil kedinginan, awalnya pelan lama kelamaan ibu menggigil hebat. "ibu ngerasa sakit kah..?" tanya dokter itu. "ngg..nggaak...sakit, cuman dingin aja.." sahut ibu sambil terus menggigil. bahu ibu sampai berguncang-guncang jadinya. "matikan AC-nya.." perintah dokter tersebut. lalu dokter itu memerintahkan memberikan sesuatu pada ibu -tidak tahu apa-, hanya saja ada sesorang yang memberi suntikan, lalu orang itu bicara dengan tidak jelas "fly..." "baru dikasih ... efeknya...apalagi kalau...." suara orang tersebut semakin tidak jelas terdengar, seberkas cahaya terang menyilaukan mata ibu, dan ibu sudah tidak ingat apa-apa lagi setelahnya.
Saat terbangun, perut ibu terasa mual "dok saya mau muntah.." sahut ibu pelan. "muntahin saja bu.." sahut dokter itu. seorang perawat meletakan selembar handuk dibahu ibu, tetapi tidak sedikitpun isi lambung yang keluar, ibu hanya meludah air liur yang terasa sangat kental saja.
Tidak lama kemudian, ibu dibawa keluar dari ruangan bedah, menuju ruangan pemulihan, saat akan masuk keruangan pemulihan tersebut ibu berpapasan dengan abah, mamah, mamah mertua, apa, dan banyak lagi wajah-wajah yang ibu kenal lainnya. abah memegangi tangan ibu terus, "ibu cantik sekali hari ini.." bisik abah perlahan ditelinga ibu. Lalu tiba-tiba ibu teringat, bayi mungil yang ibu lihat diruangan bedah, "gimana bayinya..??" gumam ibu pada abah. "sempurna... ganteng banget kayak abah.." bisik abah lagi sambil tersenyum "sekarang adek bayinya dirawat diruang bayi dulu.." sahut abah lagi. Ibu tidak berkata apa-apa lagi, ibu masih merasa sangat mual, pening, lemas dan kesemutan.
****
Besok, bayi mungil berwajah pucat itu akan genap berusia 7 tahun. Abah, ibu, dan adek sudah memberinya ciuman dan pelukan ulang tahun tadi malam. Begitu juga nenek, kakek, ninin dan aki sudah meneleponnya untuk memberi ucapan. Dan si bayi tersebut yang sekarang sudah tumbuh besar dan berkulit tidak pucat lagi, hanya terbengong-bengong, "lho aku ulang tahun ya..?" sahutnya sambil tersenyum lebar.
"met ulang tahun abang fathir, mudah2an jadi anak yang sholeh, panjang umur, sehat selalu, berbakti pada orang tua, sayang pada adik dan keluarga, berguna bagi agama, nusa, dan bangsa, dan selalu dalam lindungan Allah SWT. amien"
***
Perayaan Hari Ulang Tahun abang fathir
Minggu sore, tanggal 1 Maret ada acara syukuran ulang tahun abang fathir dirumah. harusnya sih dirayakan tanggal 25 februari kemaren, cuman karena ga memungkinkan untuk dirayakan pada hari sekolah/kerja, jadinya diundur ke hari minggu.
rencana awalnya, ibu hanya akan ngundang beberapa teman main sepedahannya abang dekat rumah, itupun sambil dadakan saja. tetapi karena berbagai alasan, akhirnya ibu mengundang beberapa anak teman dekatnya ibu dan abah juga.
seperti biasa, kue-kuenya ibu yang buat. termasuk kue ulang tahunnya abang fathir. Mungkin karena perubahan rencana yang mendadak itulah ibu ngerasa agak keteteran mempersiapkan segala sesuatunya. utamanya saat buat kue ulang tahunnya abang. biasanya ibu buat kue ultah itu pada siang atau sore hari dan malamnya kue tersebut baru akan dihias. jadi ada banyak waktu luang untuk berfikir. berhubung ibu terlalu disibukan dengan urusan makanan yang lain. akhirnya baru jam 10 malam kue ulang tahun itu baru ibu buat. dan jam 12 malam kue itu baru dihias.fhhhh...
karena kue ultahnya agak kecil jadi ibu memutuskan untuk membuat kue yang kedua untuk dibagikan pada anak-anak dan tamu undangan lainnya. mungkin karena cape, bercampur stress juga akibat proses pembuatan kue ultah pertama yang super duper ngeribetin itu. ibu mati ide saat bikin kue ultah kedua. alhasil anggur sisa bikin kue pie yang nganggur dikulkas langsung ibu tancepin keatas kue tersebut. jadinya..? ya gitu deh...penampakannya lumayan aneh bin norak ...menul-menul ga beraturan..huaaa... ibu pengennn nangisss jadinya.
"udahlah bu..ga usah difikirin...santey ajah...kan untuk sendiri kuenya.." sahut abah menghibur hati ibu yang lagi gundah gulana (ceilah..)
ibu yang duduk selonjoran, antara ngantuk berat, capek, kesal, depresi juga (halah..) akhirnya pasrah dan menanti waktu pagi dengan tidak bergairah.
ibu yang duduk selonjoran, antara ngantuk berat, capek, kesal, depresi juga (halah..) akhirnya pasrah dan menanti waktu pagi dengan tidak bergairah.
betul saja, besoknya -saat abang fathir bangun pagi dan melihat semua kue-kue ultahnya - abang spontan bilang "ih bu koq aneh kue nya..", "tapi abang suka kue yang satunya lagi (yang menul-menul itu -red), kayak kerajaan.." sahutnya lagi. walah apanya pula yang kayak kerajaan bathin ibu geli.
tapi biarpun kue ultahnya terlihat aneh, abang, adek dan anak-anak yang lain yang tidak sepeduli ibu pada kue ultah, terlihat gembira sore itu.
tapi biarpun kue ultahnya terlihat aneh, abang, adek dan anak-anak yang lain yang tidak sepeduli ibu pada kue ultah, terlihat gembira sore itu.
acarnya dibuka oleh abah, diawali oleh pembacaan doa oleh abang fathir, dan diisi tausiah berupa dongeng harimau dan para binatang hutan lainnya oleh Om Yunus, ditutup oleh acara tiup lilin dan makan bareng.
***
makasih banyak untuk mbak lukie yang sudah bantuin banyak ngedesain edible picturenya yang keren, jadinya ga sebanding dengan kuenya yang terlihat aneh hehehe..
untuk para tetanggaku yang sudah ikut2an sibuk hari itu, semua temennya ibu dan abah yang sudah hadir, juga semua temennya abang fathir yang semangat datang ke rumah. makasih banyak, jazakumullahu khairan katsiran
untuk para tetanggaku yang sudah ikut2an sibuk hari itu, semua temennya ibu dan abah yang sudah hadir, juga semua temennya abang fathir yang semangat datang ke rumah. makasih banyak, jazakumullahu khairan katsiran
(kayak pidato penerimaan piala citra ajah nih hihihih...)
Baca selengkapnya......