DaisypathAnniversary Years Ticker
Lilypie 6th to 18th PicLilypie 6th to 18th Ticker
Lilypie 3rd Birthday PicLilypie 3rd Birthday Ticker

Kamis, Maret 20

si bawel


Julukan ini cocok buat adek karan. Sudah beberapa bulan ini adek semakin pandai berbicara -walaupun kadang masih cadel-. Padahal umur adek belum 2 tahun. Apa aja yang adek dengar langsung diikuti. Bukan hanya satu atau dua kata saja, bahkan adek sudah bisa merangkai sebuah kalimat sederhana, seperti misalnya "ibu/abah/abang mana yah..?", atau "abang niii..mam duyu.." (abang sini mam dulu) saat ibu meminta adek memanggil abang untuk makan.



Tidak hanya itu, kadang adek menyanyikan beberapa syair lagu, biasanya saat adek duduk dalam mobil. "bintang kicil, angit ....biyu..., dst", "bulung kaka tuaa..., gap deyaaa....dst" adek memang suka menyanyi, beberapa lagu anak-anak adek sudah hafal, tidak seluruh bait sih, tapi kalau bernyanyi bareng, adek mampu meyanyikan dari awal sampe akhir lagu, kadang beberapa iklan di TV pun kadang adek ikuti. Akhir-akhir ini sebelum menjelang tidur, sesaat sebelum adek mimi sama ibu, adek akan langsung bilang "citain..citainn..."

(ceritain..ceritain) pintanya sambil melihat kearah ibu. Kata ini selalu adek dengar dari abang sebelum menjelang tidur. Memang salah satu kebiasaan ibu sebelum tidur adalah mendongeng untuk abang dan adek. Selama ini ibu berfikir hanya abang yang menikmati dongeng2nya ibu. Tetapi rupanya adekpun ikut menyimak juga. Wah bertambah deh orang yang meminta ibu untuk mendongeng nih..


Jadinya sekarang hampir setiap menjelang tidur ibu mendongeng 2 kategori cerita. Satu dongeng untuk adek, dan dongeng satunya lagi untuk abang. Untuk adek ibu akan mendongengkan cerita yang lebih singkat dan mudah difahami, seperti misalnya "si kodok yang pandai melompat", "si kodok yang suka bernyanyi", dsb. Sedangkan untuk abang, biasanya dongeng yang diceritakan lebih panjang dan penuh dengan intrik (seperti yang di request abang selama ini) seperti misalnya " si ulat yang baik dan si ulat yang jahat", atau " si ujang yang rajin dan si bedu yang pemalas", dsb.


Hingga suatu saat, ketika adek minta diceritakan sebuah dongeng, ibu balik nanya pada adek " memangnya adek mau diceritain apa..?" tanya ibu pada adek. "kodookkk..." sahut adek sambil tersenyum malu-malu. Ugh... adek... adek.. tambah pintar aja nih, bathin ibu gemas.

Baca selengkapnya......

Selasa, Maret 4

Si gigi ompong


Seminggu setelah bang fathir genap berusia 6 tahun, gigi bawah abang mulai goyang.




"bu gigi bawahku sakit, goyang-goyang terus.." cerita bang fathir sambil mengaduh ketika ibu menyuapinya makan. "walah, coba bang ibu periksa.." sahut ibu sambil meraba-raba gigi bawahnya abang. Rupanya gigi tengah bawah memang sudah bergoyang, mungkin saatnya abang fathir dicabut gigi sudah tiba. Ibu langsung berfikir keras, gimana caranya abang mau dicabut gigi tanpa harus dipaksa dan tanpa meninggalkan trauma ya?








Tiba-tiba saja ibu ada ide, saat ibu kecil dulu ada hal yang menarik ketika ibu harus dicabut gigi, saat itu mamah dan apa-nya ibu bilang "kalau gigi atas yang dicabut, nanti giginya harus dikubur, biar tumbuhnya lurus kebawah, tetapi kalau gigi bawah yang dicabut, maka si gigi yang copot itu harus dilempar ke atas atap, biar tumbuhnya lurus keatas". Jadi setiap gigi ibu mulai goyang yang difikirkan ibu adalah melemparnya atau mengubur si gigi itu. Walapun sakit dan selalu menangis setiap saat gigi ibu dicabut, tetapi ibu menjadi tidak sabaran untuk segera melakukan ritual setelah pencabutan.








Dari situlah akhirnya ibu menceritakan kembali apa yg sudah ibu alami waktu kecil. Saat diceritakan hal tersebut hanya satu kata yg terucap dari mulut kecilnya : "aneh...!!!" komentar bang fathir sambil tersenyum lebar. Tetapi dari senyumannya itu ibu tahu bang fathir tertarik untuk segera melemparkan giginya ke atas atap rumah.






***






Hari Sabtu siang, abang fathir sudah berpakaian rapi. Tidak biasanya abang fathir mandi dengan cepat. "ayo bu, katanya mau ke dokter gigi.." seru bang fathir, "iya.. sebentar.. ibu cari surat pengantarnya dulu.." jawab ibu sambil tersenyum.






Jam 3 sore, ibu sudah sampai diklinik gigi, dan langsung mendaftarkan bang fathir. Karena tidak ada pasien, jadi bang fathir langsung dipanggil ke ruangan dokter gigi.



Sesampainya diruangan, bang fathir terlihat sedikit ragu, bang fathir memang belum pernah masuk ke ruangan dokter gigi. Untung saja Pak dokter dan asistennya ramah sekali, sambil diajak cerita, tau-tau gigi bang fathir telah tercabut. "tuh ga sakit kan.." sahut pak dokter sambil mengusap-usap rambut abang. Bang fathir hanya tersenyum memperlihatkan bantalan kain kasa kecil digigi bawahnya.






Gigi kecil yang yang sudah copot itu terbungkus plastik kecil, tangan bang fathir menggenggamnya erat. Sambil menjilati lelehan es krim yang ibu belikan sebagai hadiah, bang fathir berkata "bu, aku hebat kan.. ? abang ga nangis kan...?". "iya.. abang hebat, itu tandanya abang sudah besar. Besok lagi kalau gigi abang goyang, kita cabut lagi di om dokter yang tadi, om nya pandai jadi nyabut giginya ga bikin sakit." jawab ibu sambil memperhatikan arah jalan pulang. Bang fathir yang duduk disambing ibu, terus berbicara gak henti-henti memperlihatkan satu giginya yang hilang.






Sesampainya dirumah, abang langsung berlari keluar mobil, "ayo bu, kita lempar giginya ke atas.." teriaknya, "tapi ibu yang melempar yah..." lanjutnya lagi. "iya, ibu yang lempar kali ini, tapi nanti abang yang melempar sendiri yah..." seru ibu sambil melempar gigi kecil abang ke atas genteng. Dan bang fathirpun tertawa senang.


(adek nebeng pamer gigi juga yah..)

Baca selengkapnya......

Syukuran abang dan rumah








Sabtu 23 februari kemarin, adalah hari tersibuk ibu selama tinggal dirumah gunung. Subuh-subuh ibu sudah berangkat kepasar, membeli segala keperluan untuk acara syukuran rumah sekaligus syukuran ulang tahun abang fathir.










Sebetulnya ulang tahun abang fathir jatuh pada hari senen, 25 februari, tetapi dikarenakan berbagai alasan akhirnya syukuran akan dilakukan pada hari minggunya. Rencananya ibu akan membuat beberapa hidangan kecil, dan juga kue ulang tahun yang telah abang fathir pesan beberapa hari sebelumnya. Untung saja Mbak Yuni temannya ibu mau membantu ibu membuat kue-kue tersebut. Untuk makanan utamanya ibu sudah memesan sop kaki kambing dan sate kambing diwarung langganan keluarga somantri.








Sepulang dari pasar, ibu langsung mempersiapkan berbagai bahan kue, beberapa diantaranya sudah ibu racik agar lebih memudahkan memasaknya pada keesokan harinya. Tidak lama kemudian mbak yuni, dan putrinya (alya) tiba, waktu itu ibu dan mbak yuni akan membuat kue lumpia.




Tidak terasa waktu terus berjalan, sekitar jam 10 malam, mbak yuni berpamitan pulang. Saat itu ibu dan mbak yuni baru membuat 3 macam kue saja. Sepulangnya mbak yuni, ibu kembali melanjutkan membuat kue ulang tahun pesanan abang. Kurang lebih jam 3 pagi, kue ulang tahun itu telah siap dengan semua hiasannya.




Jam 8 malam, beberapa tamu undangan sudah berdatangan, tidak banyak sih, soalnya yang diundangpun hanya beberapa keluarga yang sudah kenal saja. Anak-anak yang datangpun cuman alya, arsa dan anak-anaknya Mbak Nur saja. Tetapi walaupun begitu abang fathir dan adek tampak senang dengan acara ulang tahunnya tersebut, adek bahkan berkali-kali ikutan tiup lilin, alya temannya bang fathirpun kebagian tiup lilin juga. Biarpun dirayakan dengan sangat sederhana, tetapi dari sorot matanya ibu yakin semua anak yang hadir saat itu terlihat sangat bergembira, terutama bang fathir, yang berulang tahun malam itu.

(Ya Alloh jadikanlah abang fathir kami ini menjadi anak yang sholeh, anak yang berguna bagi agama nusa dan bangsa, tambah pintar, baik budi bahasanya, sopan santun perilakunya, lemah lembut tutur katanya.

Ya Alloh yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, jauhkanlah abang fathir dari segala mara bahaya, dari penyakit yang tidak tersembuhkan, sayangilah abang fathir seperti Engkau menyayangi orang-orang yang Engkau sayangi.

Ya Alloh kepadaMu lah kami memohon, tunjukilah kepada abang fathir jalan yang lurus, jalan yang Engkau ridhoi, mudahkanlah rezeki yang halal untuknya, tercapaikanlah cita-citanya.
Amin ya Alloh ya robbal alamin) (Doa ibu dan abah)

Baca selengkapnya......

Rumah Gunung

Sudah 2 minggu keluarga somantri menempati rumah gunungnya.

Ada satu hal yang membuat ibu terkesan dengan rumah ini yaitu suara kokok ayam-nya tetangga sekitar. Hampir setiap saat ibu selalu mendengar suara kokok ayam, apalagi saat subuh tiba, hal ini mengingatkan pada suasana desa tempat ibu dibesarkan. Selama tinggal di Duri ibu tidak pernah mendengar suara kokok ayam sedikitpun, karena ada peraturan bahwa tidak boleh memelihara unggas didalam komplek perumahan. Jadi hampir 6 tahun lamanya ibu tidak pernah mendengar suara kokok ayam dipagi hari, kecuali kalau sedang berlibur di rumah nenek kakek atau nini aki -nya abang dan adek.
Sekarang setelah 2 minggu lamanya ibu tinggal di rumah gunung, setiap saat ibu bisa mendengarkan suara kokok ayam tersebut, selain itu juga ibu bisa mencium lagi bau asap orang yang membakar sampah, atau asap kayu bakar dari tungku bakar tetangga sekitar, tentunya aroma yang tercium beda jauh dengan asap kebakaran hutan yang selama tinggal di Duri tidak pernah ibu lewatkan sedikitpun.


Bagi sebagian orang mungkin ibu terlihat sedikit berlebihan, bagi sebagian orang mungkin hal ini tidak begitu istimewa, bahkan terkesan biasa saja. Tapi dari hal kecil inilah ibu menjadi bersemangat untuk segera menikmati hari-hari kedepannya.

Baca selengkapnya......